Photo by Sci-News |
Diperkirakan buku ini berasal dari awal abad ke-15 (1404-1438), dan kemungkinan telah disusun di Italia Utara selama masa Renaissance. Nama dari manuskrip ini diambil dari Wilfrid Voynich, seorang penjual buku yang membeli manuskrip tersebut pada tahun 1912.
Seperti dilansir Wikipedia, halaman manuskrip kuno ini ditulis di atas kulit binatang. Namun, ada beberapa halaman yang hilang dan tersisa sekitar 240 halaman yang masih utuh. Sebagian besar, teks ditulis dari kiri ke kanan, dan halaman dari manuskrip ini memiliki ilustrasi atau diagram. Banyak orang yang mengatakan bahwa manuskrip ini hanyalah sebuah omong kosong.
Akan tetapi, pada 2013, Marcelo Montemurro dari University of Manchester dan Damian Zanette dari Pusat Atom Bariloche menerbitkan paper yang mendokumentasikan identifikasi pola semantik pada manuskrip tersebut. Bukan tidak mungkin jika ini menunjukkan bahwa Manuskrip Voynich adalah sebuah teks sandi yang mengandung pesan.
Bahkan, Manuskrip Voynich ini telah dipelajari oleh banyak kriptografer profesional dan amatir, termasuk para pemecah kode dari Amerika dan Inggris yang berasal dari Perang Dunia I dan Perang Dunia II. Sayangnya, belum ada yang berhasil mengartikan teks sandi, dan telah menjadi kasus paling terkenal dalam sejarah kriptografi.
Kemudian oleh Hans P. Kraus, Manuskrip ini disumbangkan kepada Beinecke Rare Book and Manuscript Library di Universitas Yale pada tahun 1969. Nah, demikianlah kisahnya.
No comments:
Post a Comment