Baru-baru ini ilmuwan berhasil menemukan bukti pertama adanya alam semesta lain. Keberadaan alam semesta lain telah didiskusikan sejak lama. Namun, tak ada bukti kuat tentang keberadaannya.
Peta radiasi latar gelombang mikro kosmos dari hasil kerja wahana Planck.
Planck menggali data radiasi sinar kosmik sejak semesta masih berusia 370 tahun. Radiasi ini sudah tampak redup. Tetapi, Planck masih mampu membaca karena sensitivitasnya. Bukti adanya alam semesta lain yang ditemukan adalah adanya anomali pada penyebaran radiasi sinar kosmik.
Secara umum, menurut ilmuwan radiasi seharusnya tersebar merata ke seluruh wilayah langit. Namun riset menunjukkan, radiasi lebih kuat di satu bagian langit tertentu. Bukti lain adalah adanya "cold spot". Adanya cold spot menunjukkan bahwa ada satu wilayah langit yang lebih dingin dari sekitarnya.
Laura Mersini-Houghton, pakar fisika teoretik, mengatakan bahwa anomali penyebaran radiasi sinar kosmik dan adanya cold spot menunjukkan adanya semesta lain.
"Anomali disebabkan oleh semesta lain yang menarik semesta kita yang terbentuk saat Big Bang," kata Mersini-Houghton.
"Anomali dan cold spot adalah bukti kuat pertama eksistensi semesta lain yang kita tahu," imbuh Mersini-Houghton.Namun, menurut Mersini-Houghton, fisika saat ini belum mampu menerangkan anomali dan cold spot selain hubungannya dengan semesta lain. Sepertinya, ia akan menguraikan hasil penelitiannya lebih detail dalam festival How The Light Gets In festival di Hay-on-Wye dan konferensi kosmologi di Oxford.
Tanggapan dari hasil penelitian Mersini-Houghton, Malcom Perry dari Universitas Cambridge mengatakan, temuan ini menarik.
"Sangat tepat bahwa ini menjadi bukti pertama adanya semesta lain," katanya.George Efstathiou, seorang profesor astrofisika dari Universitas Cambridge mengatakan bahwa interpretasi hasil penelitian memang spekulatif, tetapi menarik.
"Ide ini mungkin terdengar sinting, sama seperti ide tentang Big Bang 3 generasi lalu. Namun kita mendapatkan bukti dan sekarang hasil riset ini mengubah pemahaman kita tentang semesta," demikian urainya.